Minggu, 07 November 2010

Perilaku konsumen memiliki pengaruh dalam pembelian suatu produk

BAB 1
PENDAHULUAN


A.Latar Belakang

Perkembangan ekonomi saat ini sangat besar pengaruhnya pada perilaku
konsumen, selain itu sukses tidaknya suatu perusahaan juga berpengaruh terhadap
perilaku konsumen. Hal tersebut menyebabkan perlu ditempatkan perilaku
konsumen pada kerangka strategi pemasaran suatu perusahaan. Dengan
memperhatikan konsumen, maka akan mengetahui apa yang di inginkan oleh
konsumen saat ini.
Perkembangan perekonomian saat ini, yang dapat kita lihat sangat sulit
karena keadaan negara kita sedang mengalami krisis ekonomi, maka hal ini sangat
mempengaruhi keinginan konsumen untuk mengkonsumsi suatu produk.
Pengaruh krisis ekonomi kita sebagai produsen (perusahaan) menitik beratkan
pada hal-hal yang perlu diperhatikan dalam strategi pemasaran. Keinginan
konsumen timbul dari adanya satu persepsi positif terhadap suatu produk yang
dipasarkan oleh produsen. Konsumen sekarang ini mengalami krisis moneter, kita
sebagai produsen (perusahaan) harus dapat melihat sikap dan minat konsumen
yang sedang mengalami krisis moneter pada saat ini, dari hal ini kita dapat
menentukn stimulus yang tepat kepada konsumen agar konsumen tertarik pada
produk yang kita pasarkan. Jika hal ini ditelusuri lebih lanjut, dari ketiga artikel/
karya ilmiah yang ditulis oleh beberapa penulis tersebut erat hubunganya dengan
perilaku konsumen.
Jelas terlihat pada artikel pertama, kita dapat melihat perilaku konsumen
pada krisis moneter. Dengan hal ini mebawa perubahan dalam trend perilaku
konsumen. Ketidakpastian ekonomi dimasa depan, ketidak samaan pekerjaaan,
dan pemberhentian dalam skala besar yang banyak mepengaruhi dalan sektor
ekonomi. Sebagi contoh, income yang lebih rendah dan harga yang lebih tinggi
akan mepengaruhi keyakinan sikap dan minat para pembeli.
Selanjutnya pada artikel kedua kita dapat melihat bagaimana keyakinan,
sikap, niat dan perilaku dari konsumen sangat berpengaruh untuk menetukan pilihan suatu produk. Perilaku itu akan bergantung pada interaksi antara
keyakinan, sikap dan niat seorang konsumen.
Untuk artikel ketiga bahwa suatu stimulus dapat merubah suatu persepsi
konsumen. Karena konsumen sebagai individu yang bebas memiliki berbagai
persepsi yang berbeda. Persepsi dari konsumen bisa menerima ataupun menolak
suatu produk. Tampilan suatu produk baik tidaknya, akan menciptakan suatu
persepsi. Stimulus yang benar dan tepat maka kita dapat membuat persepsi positif
terhadap suatu produk agar konsumen semakin tertarik dan loyal terhadap produk.
Ditinjau dari artikel di atas bahwa perilaku konsumen sangat besar
perannanya dalam meningkatkan daya beli konsumen terhadap suatu produk. Oleh
karena itu kita sebagai produsen (perusahaan) harus mengimplikasikan perilaku
konsumen dalam strategi pemasaran, untuk memperoleh keuntungan yang
maksimal dalam memasarkan suatu produk.


B.Perumusan Masalah

Pada saat ini, tingkat persaingan antar perusahaan semakin tajam. Kondisi ini membuat konsumen mempunyai banyak pilihan pada barang yang akan dibeli. Hanya barang yang memenuhi selera dan kepuasan konsumenlah yang akan dipilih. Oleh karena itu, saat ini aspek pemasaran merupakan ujung tombak bagi perusahaan. Kotler (1997) menyatakan bahwa pemasaran adalah proses perencanaan dan pelaksanaan pemikiran, penetapan harga, promosi, serta penyaluran gagasan, barang, dan jasa untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan-tujuan individu dan organisasi.
Para pemasar menganggap, konsumen saat ini sudah sangat selektif terhadap barang atau jasa yang ditawarkan oleh para produsen. Hal ini menjadikan pemasar harus mencari terobosan-terobosan baru yang dapat menarik atau menimbulkan minat dan motivasi konsumen dengan menerapkan konsep pemasaran dan bukan konsep penjualan. Konsep yang berwawasan pemasaran mempunyai perspektif dari luar ke dalam artinya konsep ini memusatkan perhatiannya pada kebutuhan pelanggan, mengoordinasikan semua aktivitas pemasaran yang mempengaruhi konsumen dengan tujuan untuk memperoleh laba dalam jangka panjang dengan berwawasan meningkatkan nilai dari kepuasan bagi pelanggan.
Dengan demikian maka konsep pemasaran mengisyaratkan bahwa kegiatan pemasaran suatu perusahaan harus dimulai dengan usaha mengenal dan merumuskan keinginan dan kebutuhan dari konsumennya, yang didukung dengan marketing mix, yang merupakan pemandu pelaksanaan fungsi pemasaran agar kebutuhan dapat terpenuhi serta memuaskan para konsumen.
Sikap dan perilaku konsumen mempunyai peranan yang cukup besar dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut Loudon dan Betta (1993) perilaku konsumen didefinisikan sebagai proses pengambilan dan aktivitas secara fisik yang dilibatkan dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan atau dapat mempergunakan barang dan jasa.
Berkaitan dengan perilaku individu yang berbeda-beda, maka untuk mempelajari dan menganalisa perilaku konsumen diperlukan adanya suatu model yang dapat menggambarkan sebuah rancangan untuk membantu mengembangkan teori yang mengarahkan penelitian perilaku konsumen dan sebagai bahan dasar untuk mempelajari pengetahuan yang terus berkembang mengenai perilaku konsumen dan faktor-faktor yang mempengaruhi.
Menurut Henry Assael yang dikutip oleh Sutisna (2002) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi pilihan konsumen yaitu:
 Faktor individu konsumen menjelaskan bahwa pilihan untuk membeli suatu produk dipengaruhi oleh variabel gagasan (kebutuhan, motivasi, sikap, persepsi) dan karakteristik konsumen (demografi, gaya hidup, kepribadian).
 Menjelaskan bahwa faktor lingkungan yang mempengaruhi keputusan konsumen adalah faktor budaya ( norma masyarakat, sub budaya), kelas sosial (pendapatan, jenis pekerjaan), kelompok referensi ( teman, sub budaya), kelas sosial (pendapatan, jenis pekerjaan), kelompok referensi ( teman, keluarga), situasi ( situasi dimana barang atau jasa dikonsumsi).
 Menjelaskan tentang variabel yang berada dibawah kontrol pemasar yaitu bauran pemasaran. Dalam hal ini strategi pemasaran yang lazim dikembangkan oleh pemasar yaitu yang berhubungan dengan produk apa yang akan ditawarkan, penentuan harga jual produknya, strategi promosinya, dan bagaimana melakukan distribusi produk pada konsumen. Selanjutnya pemasar harus mengevaluasi strategi pemasaran yang dilakukan dengan melihat respon konsumen untuk memperbaiki strategi pemasaran di masa depan. Sementara itu konsumen individual akan mengevaluasi pembelian yang telah dilakukannya.
Menurut Amirullah (2003), faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan membeli konsumen secara sederhana dibagi dalam dua bagian, yaitu a) kekuatan internal, seperti : pengalaman, belajar, kepribadian dan konsep diri, motivasi dan keterlibatan, sikap dan keinginan, b) kekuatan eksternal, seperti : faktor budaya, sosial, lingkungan ekonomi, dan bauran pemasaran.
Dari penelitian terdahulu, penulis mengambil beberapa variabel yang relevan dengan objek penelitian ini yaitu variabel produk, harga, lokasi, promosi, bukti fisik, kelompok referensi.












BAB II
PEMBAHASAN


Hasil Penelitian
Penggambaran karakteristik responden didasarkan pada umur, pendidikan terakhir, dan jenis usaha.
- Responden dalam penelitian ini rata-rata berusia 33 – 46 tahun. Responden sudah mempunyai usia yang cukup matang dalam pengambilan keputusan dan sudah berpengalaman di bidang usaha.
- Karakteristik responden ditinjau dari tingkat pendidikan menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan terakhir sarjana. Tingkat pendidikan yang tinggi akan menentukan kemampuan seseorang dalam memilih ruko yang fisible sebagai tempat usaha.
- Karakteristik responden ditinjau dari segi jenis usaha menunjukkan bahwa sebagian besar jenis usaha yang dijalankan para pemilik ruko adalah perdagangan dan jasa, yang umumnya yang umumnya merupakan kebutuhan pokok sehari-hari
Berdasarkan hasil analisis semua instrumen penelitian reliabel dan valid sehingga dapat digunakan.

Secara simultan variabel produk, harga, lokasi, promosi, bukti fisik, dan kelompok referensi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian ruko di daerah berkembang di kota Malang, artinya bahwa konsumen dalam membeli ruko di daerah berkembang di kota Malang 66,5% akan mempertimbangkan faktor produk, harga, lokasi, promosi, bukti fisik, dan kelompok referensi secara bersama-sama. Sedangkan 33,5% mempertimbangkan faktor lain yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa dengan hanya mengandalkan lokasi strategis saja atau desain yang menarik atau lahan parkir yang luas, belum tentu bisa meningkatkan daya tarik konsumen dan nilai jual dari komplek rukonya. Bila dikaitkan dengan kasus banyaknya ruko yang tidak laku disebabkan karena pengusaha ruko yang kebanyakan adalah pengembang perorangan hanya mencoba usaha pada bisnis properti untuk mengikuti tren yang ada sehingga mereka tidak memperhatikan faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam membeli ruko. Hal ini berarti bahwa pengembang atau pengusaha ruko dalam membangun ruko harus mempertimbangkan semua faktor tersebut dengan harapan semua ruko yang ditawarkan diminati konsumen dan laku terjual. Secara teoritis, hasil penelitian ini mendukung teori pemasaran yang dikemukakan oleh Amirullah (2003) mengenai faktor-faktor eksternal, antara lain bauran pemasaran dan kelompok referensi yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli.
Secara parsial variabel produk, harga, lokasi strategis, dan bukti fisik berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ruko di daerah berkembang di kota Malang sedangkan variabel promosi dan kelompok referensi tidak berpengaruh signifikan. Untuk variabel promosi, jika ditinjau dari hasil jawaban responden diketahui bahwa mereka rata-rata dalam membeli ruko cukup dipengaruhi oleh promosi, sadangkan untuk kelompok referensi mereka tidak dipengaruhi oleh saran dari rekan usaha dan orang yang telah membeli ruko. Karena pada umumnya mereka mempunyai prinsip dan mempunyai pandangan sendiri tentang konsep ruko yang sesuai dengan jenis usaha yang akan dijalankan. Sehingga mereka berpegang pada apa yang telah dikonsepkan dalam benak mereka mengenai ruko yang akan dibeli. Selain itu untuk menentukan ruko yang dianggap paling sesuai dengan kebutuhan dan jenis usaha yang akan dijalankan, umumnya mereka melakukan survei dengan melihat sendiri pada saat ruko itu dibangun dan menganalisa apakah ruko tersebut fisible sebagai tempat usaha atau tidak berdasarkan kriteria-kriteria yang telah mereka tentukan.
Secara empiris penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan keputusan pembelian. Perbedaanya terletak pada obyek penelitiannya yaitu pada penelitian sebelumnya pembelian rumah sedangkan obyek pada penelitian ini adalah rumah toko (ruko). Walaupun ditinjau dari segi manfaat dan tujuan pembeliannya berbeda yaitu pembelian rumah untuk tempat tinggal (kepuasan konsumen) sedangkan pembelian ruko dominan untuk usaha (keuntungan), tetapi untuk faktor-faktor yang dipertimbangkan konsumen dalam pembelian adalah sama.
Bertolak dari hasil analisis diskriptif jawaban responden maka akan dibahas variabel-variabel yang mempengaruhi keputusan konsumen dalam membeli ruko di daerah berkembang di Kota Malang.
• Produk
Jika dilihat dari gambaran jawaban responden tentang variabel produk maka dapat dikatakan bahwa dalam membeli ruko mereka mempertimbangkan masalah disain dan kualitas bangunan. Para pembeli ruko kini lebih menyukai ruko-ruko yang dibangun dengan disain dan arsitektur bergaya luar negeri, terutama bergaya Eropa dan Amerika (Properti, edisi Pebruari 2003). Hal ini menunjukkan bahwa disain dan arsitektur bangunan luar ruko yang cantik menjadi tren karena yang dibutuhkan calon pembeli ruko ternyata disain luarnya antara lain disain bergaya spanyol dan mediterania. Untuk menciptakan disain yang menarik, pengembang harus mengikuti tren model ruko yang banyak diminati konsumen. Selain itu pengembang harus memperhatikan dan meningkatkan kualitas bangunan dengan melakukan pemilihan material yang baik dan berkualitas tinggi serta melakukan pengawasan pekerjaan sesuai dengan perencanaan. Selain itu untuk menarik konsumen pembeli ruko, pengembang bisa menawarkan harga yang lebih murah untuk bangunan ruko yang sudah lama dibangun dan belum laku. Karena semakin lama usia bangunan ruko akan berdampak pada tampilan dan kondisi ruko yang tidak sebagus awalnya.















BAB III
PENUTUP


Kesimpulan

Hasil analisis menunjukkan bahwa secara simultan variabel produk dengan disain mengikuti tren luar negeri, berlantai dua dan kualitas bangunan yang memadai, harga yang wajar dengan diskon rata-rata 5% dengan sistem pembayaran 20% dibayar dimuka dan sisanya diangsur 10 kali per bulan, lokasi strategis di tepi jalan raya, nyaman, dekat dengan pemukiman penduduk dan berada di daerah berkembang sebagai kawasan usaha, serta bukti fisik yaitu tersedianya fasilitas parkir, umum, keamanan yang memadai, berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ruko di daerah berkembang di kota Malang. Sekitar 66,5% variabel bebas tersebut berpengaruh terhadap variabel terikat dan 33,5% dipengaruhi variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini seperti faktor intern (motivasi orang membeli ruko), faktor ekonomi (potensi orang yang berbelanja ke ruko), faktor budaya (dari segi kepercayaan masing-masing kelompok budaya terhadap tata letak ruko) dan berdasarkan jenis usaha yang dijalankan.
1. Hasil analisis menunjukkan bahwa secara parsial variabel produk dengan disain yang mengikuti tren luar negeri dan kualitas bangunan yang memadai, harga dengan diskon rata-rata 5% dengan sistem pembayaran 20% dibayar dimuka dan sisanya diangsur 10 kali perbulan, lokasi strategis di tepi jalan raya, nyaman, dekat pemukiman penduduk, dan berada di lokasi yang berkembang, bukti fisik yaitu tersedianya sarana parkir, fasilitas umum (listrik, telpon, air) yang memadai berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian ruko di daerah berkembang di kota Malang, sedangkan variabel promosi dan kelompok referensi tidak berpengaruh signifikan.
Bertitik tolak dari diskripsi jawaban responden, variabel promosi dan kelompok referensi tidak berpengaruh karena dalam menentukan ruko mana yang akan dibeli konsumen mempunyai prinsip dan pandangan sendiri tentang konsep ruko yang diinginkan dan disesuaikan dengan jenis usaha yang akan dijalankan.
2. Variabel lokasi strategis merupakan variabel yang berpengaruh dominan terhadap keputusan pembelian ruko di daerah berkembang di kota Malang.
3. Hasil penelitian menunjukkan adanya kecenderungan konsumen merasa untung setelah membeli ruko. Ditunjukkan oleh omzet penjualan perhari dari pedagang rata-rata 100.000 sampai 500.000 rupiah sesuai dengan jenis usaha dan harga barang yang dijual. Adanya kenaikan pendapatan yang diperoleh mendorong pemilik ruko untuk membeli lagi di lokasi yang berbeda dalam rangka mengembangkan usahanya. Hal ini mengindikasikan bahwa prospek usaha membangun ruko untuk saat ini masih cukup baik.














BAB IV
DAFTAR PUSTAKA


Amirullah. 2002. Perilaku Konsumen, cetakan pertama, Graha Ilmu, Jakarta.
Budi Santoso. 2000. Real estate Indonesia, Sebuah Konsep Ilmu & Problema Pengembang, School of Real Estate, Jakarta.
Cakrawala. 2002. Analisa Pasar Pengembangan Rumah Toko di Kecamatan Lowokwaru Malang, Tesis Pascasarjana ITS Surabaya.
Christophers. 1998. Winning Applause, Journal of Property Management, April 1998
Engel, J.F. Backwell, Roger D. & Paul W. Miniard. 1995. Perilaku Konsumen, Jilid II Alih bahasa : Budiono FX, Binarupa Aksara, Jakarta.
Fandy Tjiptono. 1997. Strategi Pemasaran, edisi kedua, Andi Offset, Yogyakarta.
Husein Umar. 2001. Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, cetakan keempat, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta.
Kotler Philip & Gary Armstrong. 1997. Dasar-dasar Pemasaran, jilid 1, Alih Bahasa : Alexander Sindoro dan Benyamin Molan, Prenhalindo, Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar